Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

Memahami Perilaku Konsumen untuk Memenangkan Persaingan Bisnis

Perkembangan teknologi internet yang sudah sangat canggih telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk perilaku konsumen. Perubahan yang terjadi mengenai cara konsumen memperoleh informasi. Selain itu juga munculnya kebutuhan konsumen untuk mengambil keputusan dengan cara yang cepat tanpa terikat ruang dan waktu.

Adanya kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri di dunia maya juga memberi dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku konsumen dalam keputusannya untuk membeli dan mengkonsumsi produk.

Sebagai seorang produsen atau pemasar, belajar memahami perilaku konsumen sangat penting dan juga bermanfaat. Dalam persaingan yang semakin intensif serta tuntutan konsumen yang semakin beragam, pemahaman terhadap perilaku konsumen menjadi sebuah keharusan.

Siapa yang lebih mampu memahami keinginan konsumennya dan menerjemahkan keinginan tersebut dalam wujud produk atau jasa yang unggul, dialah yang akan memenangkan persaingan.




Apa yang Dimaksud Perilaku Konsumen?


Istilah perilaku konsumen dapat dartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen bagaimana ia dalam mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan, untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Perilaku konsumen mengacu kepada perilaku pembelian individu pembelian terakhir dan rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk kosumsi pribadi.


Jenis-jenis Perilaku Konsumen


Pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan selalu berbeda dari masing-masing setiap orang. Berdasarkan yang dikemukakan oleh Philip Kotler bahwa terdapat 4 jenis perilaku konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Perilaku konsumen yang rumit (Complex Buying Behavior)

Perilaku ini keterlibatan konsumen yang sangat teliti dalam melakukan pembelian di mana dengan berusaha untuk menyadari perbedaan yang jelas di antara merek yang ada di pasaran.

Perilaku yang tergolong complex buying behavior ini sering terjadi pada saat waktu membeli produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan diri dari si pembeli. Misalnya mobil, TV, pakaian, jam tangan, komputer, dan lain sebagainya.

2. Perilaku konsumen untuk mengurangi ketidakcocokan pada produk (Dissonance Reducing Buying Behavior)

Perilaku ini mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek yang ada di pasaran. 

Karena hanya sedikit perbedaan itulah, konsumen cenderung memilih produk relatif lebih cepat karena hanya faktor kecocokan saja. Misalnya produk karpet, keramik, pipa PVC, dan lain sebagainya.

3. Perilaku konsumen berdasarkan kebiasaan (Habitual Buying Behavior)

Dalam hal ini, biasanya konsumen membeli suatu produk tersebut berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan loyalitas terhadap merek. Konsumen memilih produk tersebut karena untuk memenuhi kebutuhan hariannya sehingga dilakukan pembelian secara berulang-ulang. 

Perilaku konsumen ini biasanya sering terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral dalam kemasan, deterjen, dan lain sebagainya.

4. Perilaku konsumen berdasarkan keragaman (Variety Seeking Buying Behavior)

Perilaku konsumen ini menggambarkan bahwa konsumen mencari keragaman sebuah produk, bukan karena untuk mendapatkan kepuasan atas produk. Jadi, dalam perilaku konsumen jenis ini, merek bukanlah suatu kemutlakan yang menjadi dasar alasan untuk konsumen membeli produk.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perlaku konsumen tidak seluruhnya mampu dikendalikan oleh peusahaan. Karena ada prilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luar diri manusia (eksternal) dan ada juga faktor yang ada di dalam diri manusia (internal).

Berikut ini uraian faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut adalah:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya merupakan faktor penentu dari keinginan konsumen berdasarkan kumpulan nilai dan preferensi yang ada di masyarakat. Untuk membentuk segmentasi pasar, maka perusahaan perlu merancang sebuah produk yang disesuaikan dengan mereka.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang ada dan sering berinterkasi dengan konsumen, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli untuk mengkonsumsi sebuah produk juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi si konsumen tersebut. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian, dan konsep diri pembeli.

Oleh karenanya, sebuah perusahaan harus menentukan mau diarahkan ke mana produk yang dihasilkan tersebut, apakah untuk kalangan usia anak-anak, usia produktif, ataukah untuk usia lanjut sebagai pasar sasaran mereka. 

Selain berdasarkan usia dan siklus hidup tersebut, perusahaan pada umumnya juga mengidentifikasi berdasarkan kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata untuk produk mereka. Perusahaan bahkan biasanya mengkhususkan produk barang atau jasanya hanya untuk kelompok profesi tertentu. Misalnya, 

Kepribadan dapat menjadi varabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan asalkan terdapat korelasi yang akurat antar jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Karena sebuah merek memiliki brand personality-nya sendiri, bahwa mungkin memilih merek yang kepribadianya sesuai dengan kepribadian diri si konsumen.

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis ini juga mempengaruhi pilihan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Mereka meliputi motivasi, persepsi konsumen terhadap produk, pengalaman yang dimiliki oleh konsumen atas penggunaan produk,dan juga keyakinan konsumen terhadap produk tersebut.

Itulah ulasan mengenai apa itu perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sebuah perusahaan atau produsen sebuah produk sangat perlu sekali untuk mengetahui perilaku konsumennya. Dengan begitu, produsen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi produk yang diterimanya, sehingga produsen tersebut akan dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.

Reviews and Comments

Posting Komentar