Quality Assurance: Tugas QA, Manfaat QA, dan Perbedaannya dengan QC
Perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dan kualitas produknya yang terbaik. Apabila perusahaan memproduksi banyak sekali produk, tentunya bisa saja sewaktu-waktu kualitas produknya menurun karena tingkat jaminan yang longgar. Oleh karenanya, dibutuhkan Quality Assurance (QA) untuk memastikan jaminan seluruh produk yang dijual ke pasar dalam kondisi baik.
Lebih detail untuk informasi profesi Quality Assurance bisa dibaca di bawah ini!
Apa itu Quality Assurance?
Quality Assurance (QA) atau penjaminan kualitas adalah kegiatan sistematis yang berperan untuk memberikan bukti-bukti untuk membangun kepercayaan konsumen bahwa kualitas dapat berfungsi secara efektif.
QA umumnya digunakan pada perusahaan manufaktur dan juga perusahaan jasa software development.
Tujuan utama QA adalah mencapai zero defect dalam produksinya sehingga produk bisa sampai ke konsumen dalam keadaan baik dengan fungsi produk yang dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Dari penjaminan kualitas produk tersebut, diharapkan dapat:
- Membantu perbaikan dan peningkatan produk secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui kegiatan inovasi yang dilakukan.
- Menyediakan informasi kepada masyarakat bahwa produk telah sesuai dengan standar atau bahkan telah mencapai melebihi dari produk yang dihasilkan para pesaingnya.
Tugas Quality Assurance
Tugas utama Quality Assurance adalah memastikan bahwa produk memiliki kualitas yang baik sesuai dengan standar tertentu. Sementara itu detail tugasnya adalah sebagai berikut:
- Menetapkan dan mempertahankan standar kualitas sehingga dapat mencegah awal permulaan masalah produk.
- Membuat prosedur dan guidelines untuk pelaporan dan pencatatan data terkait permasalahan produksi.
- Melakukan monitoring dan pengembangan untuk mencegah terjadinya produk yang defect (cacat) serta melakukan perbaikannya.
- Mengumpulkan keluhan pelanggan atas masalah produk.
- Menentukan apakah karyawan bagian produksi membutuhkan pelatihan ataukah tidak untuk meningkatkan kualitas produksi.
- Melakukan audit internal jaminan kualitas.
- Membuat laporan hasil pemantauan seputar kualitas produk untuk diserahkan kepada atasan.
Manfaat dan Pentingnya Quality Assurance untuk Perusahaan
Adapun manfaat para QA bagi perusahaan:
- Mengembangkan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen karena dengan adanya QA perusahaan akan mendapatkan data atau informasi terkait apa yang diinginkan konsumennya.
- Fokus dalam menjaga kualitas produk perusahaan sehingga produk yang dihasilkan berkualitas tinggi.
- Meraih Sertifikat ISO (International Organization for Standardization) sehingga kualias produknya sesuai standar internasional.
- Menghemat pengeluaran perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan,
- Karena menghemat pengeluaran, tentu saja QA meningkatkan efisiensi operasional.
- Membantu untuk mempermudah mitigasi risiko sebelum masalah terkait dengan produk muncul atau semakin membesar.
- Mampu meningkatkan kepuasan para konsumen dan meningkatkan kepercayaan konsumennya.
- Meminimalisir terjadinya pengerjaan ulang.
- Memotivasi karyawan agar dapat bekerja lebih baik dengan memberikan mutu yang baik bagi perusahaan.
Mengapa QA ini penting bagi perusahaan? Karena ketika perusahaan berhasil memproduksi produk yang berkualitas tinggi, maka akan membangun kepercayaan konsumen. Tentu hal tersebut akan berdampak positif pada semakin menguatnya posisi perusahaan di pasar.
Selain itu, QA juga berperan besar pada produktivitas karyawan khususnya pada staff produksi. Dengan memiliki jaminan kualitas produk yang sudah jelas, staff bagian produksi akan mengerjakan uraian job desc yang lebih jelas tentang langkah-langkah kinerjanya. Pada akhirnya, peran QA sangat penting dalam suatu perusahaan.
Soft Skills yang Wajib Dimiliki Quality Assurance
Berikut ini adalah soft skills wajib yang harus dimiliki oleh staf Quality Assurance agar menjadi seorang QA yang sukses dan memberikan dampak positif bagi perusahaan:
1. Mampu Mengidentifikasi Masalah
Ketika produk akan diproduksi secara massal, maka pihak QA terlebih dahulu harus mengidentifikasi masalah yang bisa muncul dari tahapan perencanaan produksi dan membuat rencana bagaimana cara meminimalisir masalah agar tidak muncul.
Apabila produk yang dihasilkan bermasalah, maka staf QA harus segera mengidentifikasi sumber masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat.
2. Menguasai Secara Menyeluruh Terhadap Produk dan Industri yang Digeluti
Untuk bisa menganalisis dan mengidentifikasi masalah pada produk, staf QA harus menguasai secara menyeluruh produk dan industri yang sedang digeluti. Pengetahuan dan wawasan yang luas terkait akan produk dapat membantu seorang staf QA dalam menganalisis dan mengidentifikasi produk serta jaminan kualitas yang berlaku.
3. Memahami Standarisasi dan Sertifikasi Produk
Kemampuan memahami standarisasi dan sertifikasi produk adalah soft skills yang penting untuk dimiliki bagi seorang QA. Staf QA akan melakukan pengecekan pada barang dengan memperhatikan standarisasi yang ditetapkan oleh perusahaan. Dengan demikian, tidak timbul komplain dari pelanggan mengenai masalah kualitas.
4. Berpikir Kritis/Penyelesaian Masalah (Problem Solving) yang Baik
Setiap staf QA harus memiliki pemikiran kritis karena sangat penting untuk bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik. Ia arus mampu berpikir kritis untuk setiap masalah yang dihadapinya. Pikiran yang kritis agar produk sesuai standar dapat membantu produk mampu melewati jaminan kualitas dengan baik.
Perbedaan Quality Assurance dengan Quality Control
Banyak anggapan Quality Assurance itu sama dengan profesi Quality Control. Padahal tidak demikian.
QA dan QC merupakan bagian dari manajemen kualitas yang memiliki tugas untuk menjaga kualitas produk. Namun, pendekatan yang dilakukan oleh QA dan QC cukup berbeda. Berikut perbedaan keduanya:
- QA dalam tugasnya fokus pada pendekatan process base. Sementara itu QC menggunakan pendekatan product base.
- Dar segi prosesnya, QA merupakan proses proaktif yang dikerjakan sebelum proses produksi berlangsung dengan melakukan perencanaan, membuat prosedur, dan spesifikasi atau standar proses produk. Sedangkan QC melakukan proses reaktif ketika proses produksi berlangsung dengan memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh QA.
- Dari segi tempat kerja, QA lebih sering bekerja di balik layar dengan kemampuan pemeriksaan yang baik serta familiar dengan standar engineering dan industrial. Sedangkan QC lebih sering turun ke lapangan dan terlibat langsung untuk memeriksa dan memantau proses produksi.
Demikianlah penjelasan mengenai apa itu Quality Assurance dan perbedaannya dengan Quality Control. Keduanya harus dikerjakan secara bersama-sama untuk mendapatkan kualitas produk yang unggul, khususnya pada perusahaan manufaktur dan juga perusahaan software development. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar